Bersyukur
“Ayo le adus. Wes bengi”1
teriak ibu itu sambil mengejar
anaknya yang masih kecil.
“Halah sik to mak, engko sek”2 jawab anaknya sambil berlari
menjauhi ibunya.
“Engka-engko ae, wes surup! Lek
diomongi wong tuwek sing manut jale”3 Jawab ibunya tak mau kalah. Ia sudah mulai
ngos-ngosan meladeni anaknya yang tetap saja berlari. Usianya tentu saja telah
menggerogoti energinya.
“Halah mak-mak, engko tak adus dewe!
Westo gak usah bengak-bengok”4 jawab anak itu dengan suara kesal.
“Yo sak karepmu, lek gak adus saiki
ora tak tukokne motor-motoran loh yo.”5 Ancam ibunya dengan senyum mengejek.
Si anak berhenti berlari, ia terlihat berfikir sejenak lalu memutuskan
untuk mengikuti ibunya,
“Iyo-iyo, wes tak
adus mak, tapi tukokno motor-motoran loh yo. Awas lek ngapusi. Gah aku adus!”6
timpal anak itu dengan nada melunak.
Ibu itu tersenyum penuh kemenangan. Lalu menggandeng anaknya pergi kerumah.
Sedang mata bocah itu berbinar membayangkan motor-motoran yang sudah lama
diimpikannya.
***
Familiar dengan adegan di atas? Atau mungkin kalian pernah menjadi pemeran
dalam adegan tersebut? heheh. Itu adalah analogi sederhana tentang Syukur.
Begini, kalo dipikir-pikir, kenapa
sih ibu itu menyuruh anaknya mandi?
Simpelnya adalah karena ibu itu sayang pada anaknya. Jawaban agak
panjangnya adalah karena ibu itu tidak mau melihat anaknya jatuh sakit karena
kuman akibat tidak mandi. Ibunya tak tega melihat anaknya tergolek lemah di
rumah sakit dengan infus mennggantung di atasnya. Ibu itu ingin anaknya sehat
dan masih bisa bermain layaknya anak-anak seusianya.
Next, kenapa sang anak tak mau
mandi?
Jawaban sederhananya adalah karena mandi mengganggu keasyikan si anak.
Jawaban agak panjangnya adalah karena si anak menganggap mandi itu tidak begitu
penting, mandi itu bisa memotong kegiatan anak itu, mandi bisa bla-bla-bla... dan
semua itu terjadi karena anak itu belum mengerti pentingnya mandi, karena
itulah orang tua menjanjikan hadiah untuknya!
The last, sebenarnya mandi itu untuk
siapa ya?
Oke, mandi itu, walaupun secara kasat mata adalah perintah ibu pada
anaknya, namun sebenarnya itu adalah demi kebaikan anak itu sendiri. lihatlah
bagaima dengan mandi anak itu terhindar dari penyakit, terhindar dari cacar,
terlihat lebih segar dan tampan, terlihat bercahaya. Itu semua karena mandi
tadi.
Nah sudah mulai jelas bukan?
Mandi itu ibarat Syukur
Begitulah analoginya. Tuhan meminta kita bersyukur bukan untuk diriNya.
Tuhan itu Maha Segalanya. Tak akan kekuarangan apapun walaupun hambanya tak
menyembahNya. Namun kita itu bagaikan anak kecil yang belum mengerti. Belum
mengerti betapa pentingnya “mandi”. Masih menganggap “mandi” itu menyebalkan,
masih menganggap “mandi” itu untuk “Ibu”nya. Kita masih menganggap bersyukur
itu hanya sekedar perintah. Lihatlah sebenarnya, bersyukur itu semata-mata
untuk kita sendiri. bukankan dengan bersyukur kita merasa lebih damai? Bukankah
dengan bersyukur kita merasa lebih tentram? Bukankah dengan bersyukur kita
merasa lebih sehat?
Yap bahkan menurut sains pun bersyukur membuat kita lebih “enteng”. Beban
psikogi kita terangkat dan masih banyak hal lainnya. Namun sekali lagi kita
masih saja berperilaku layaknya anak kecil itu. belum sadar bahwa perintah
bersyukur itu untuk dirinya sendiri. Ahhh benar-benar anak kecil. Bahkan dengan
diimig-imingi pahala atau surgapun kita masih saja merasa malas.
***
Ayo, mulai sekarang sama-sama belajar sadar, bahwa bersyukur itu sebenarnya
buat kita sendiri. belajar bersyukur karena kita sadar kita masih “anak-anak”.
Belajar bersyukur untuk mencari ridhonya. Lihatlah betapa Tuhan menyayangi kita
dengan menyuruh kita senantiasa bersyukur.
1. ayo nak mandi, sudah malam
2. nanti dulu lah buk
3. nanti nanti terus. kalau dibilangin nurut.
4. sudahlah nanti aku mandi sendiri, tidak usah teriak-teriak
5. ya terserah, nanti kalau tidak mandi tidak dibelikan mobil-mobilan loh
6. iya-iya mandi, tapi belikan mobil-mobilan loh ya, awas kalau bohong. nggak mau mandi lagi aku.
foto diambil dari beberapa sumber
kirain yg di awal2 si ibu sm si anak tadi itu flashback mas luq lagi kecil eheheh :B
ReplyDeletewoa your another alim writing mas luuuq bikin ngangguk2 nih bacanya. mas luq lagi2 bisa aja ngehubung2in sesuatu dgn yg lain gitu. kali ini mandi sm bersyukur. tadi mikir keras juga sih, ini nyeritain keutamaan mandi apa, tapi judulnya bersyukur, ow taunya gituuu puhahah
nyess juga bacanya nih.. bersyukur itu emang rada susah sih dan kadang emang perlu diingetin, soalnya suka lupa ahahah apalagi kalo anaknya insecure-an. sering2 liat ke bawah aja ya mungkin? :B :3
thank you bella..
ReplyDeletehehe itu tuliasn pas lagi "sadar" aja :v .. padahal yang nulis juga belum bisa2 amat buat ngaplikasikan :v ....
Weh man, baru tau tulisanmu yg ini. Nyampe ke analogimu ttg mandi is syukur...wehehe jadi beda jalur sm apa yg ndek bayanganku. Nevertheless...bagus! Keep writing ^^
ReplyDeleteWeh man, baru tau tulisanmu yg ini. Nyampe ke analogimu ttg mandi is syukur...wehehe jadi beda jalur sm apa yg ndek bayanganku. Nevertheless...bagus! Keep writing ^^
ReplyDelete