Sendiri


Bagaimana bila aku ceritakan bahwa bayi itu menangis bukan karena dia takut sendiri?
Bila aku katakan bahwa bayi itu nyaman dengan kesendirian dalam dekap hangat rahim ibunya
Bagaimana bila aku berpendapat bahwa ia menangis karena dia mengetahui keramaian?
Merasakan kebisingan yang teramat sangat, bising dan berisik
Sehingga dia takut kebisingan itu akan menutupi suara hatinya sendiri
Dan pada akhirnya, dia menangis sebagai ekspresi ketidak setujuannya


Bagaimana bila aku ceritakan bahwa sendiri menawakan suasana yang amat kontemplatif
Dimana kamu bisa menguap, bahkan menyublim dari kesadaran materil,
Melesat menuju semesta menuju kesadaran yang tak pernah kita sadari sebelumnya
Melampaui batas yang bahkan kita sendiri tak tahu akan adanya batas itu
Bagaimana bila aku ceritakan bahwa sendiri bukanlah sesuatu yang yang harus dibenci,
Bahwa sejarah peradaban manusia telah mencatat bahwa sendiri lah -
Bahwa sendirilah yang menjadi awal tonggak peradaban,
Bahwa sendiri lah proses katalisasi pertama yang membeda kamu dan kebanyakan yang lainnya

Kau tentu tahu kisah nabi-nabi atau orang suci itu bukan?
Nabi Nuh yang ditinggal umatnya, Nabi Yusuf yang sendirian ditinggal dalam sumur oleh sanak keluarganya, Nabi Yunus yang mendapatkan pecerahan setelah sendirian di dalam gelapnya perut paus, atau Nabi Muhammad yang mendapatkan wahyu pertama dalam kesendirian di gelapnya Gua Hiro’
Kau tahu cerita bagaimana Budha menjadi tercerahkan setelah dia mau keluar dari kehedonan istananya
Kau tahu bagaimana Maj’nun menemukan cinta hakiki ketika dia dipenjara dalam usahanya bersatu dengan Layla

Kamu pasti tahu, bertapa meditasi, kontemplasi, ritual, laku semua kata-kata yang merujuk pada satu maksud yang sama
Mereka semua tercipta karena itu lah hakekat kita,
Karena menjadi sendiri adalah jalan untuk menemukan diri kita,
Kau juga pasti tahu, apabila puncak kondisi spiritual manusia dulu adalah suwung - kosong
Kosong dari segala gelar eksistensialisme yang menjerat dan mencekik leher serta membuat dada sesak
Serta mencegah kita dari menjadi kita yang sesunggunya?
Kosong dari urusan dunia, kosong dari semua bandrol eksistensi materil

Menjadi sekosong gelas yang siap dituang pengetahuan baru,
Ilmu baru yang benar-benar jauh dari yang terbayangkan
Tabir-tabir batas pengetahuan ..........
Duhai, kenapa kamu takut sendiri?
Bukankah Tuhan pun ESA?
Bukan kah Tuhan pun Maha Sendiri?






Comments

Popular Posts