Ujian itu.......


Pernahkah kita iseng sedetik saja mempertanyakan indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur kecintaan Tuhan kepada makhluknya? Mungkin ini pertanyaan yang tidak penting, namun bagiku, ini adalah salah satu hal yang cukup mengganggu pikiran.

Bayangkan saja, di sekitar kita banyak sekali manusia yang sangat taat kepada Tuhan, namun malah mendapatkan ujian dan duka yang sangat membabi buta dalam hidupnya. Sebaliknya, mereka yang tidak begitu patuh kepadaNya, malah mendapat keberkahan atau kehidupan yang cukup indah (di mata orang). Lantas, bagaimana sebenarnya menentukan kadar kecintaan Tuhan kepada para mahluknya ini?  

Jujur, aku bukan orang yang cukup rajin untuk membaca buku. Aku juga tidak paham betul dengan ilmu agama. Aku hanya yakin bahwa pasti ada jawaban yang sudah disediakan Tuhan, baik itu secara tertulis maupun tidak tertulis yang tersebar dalam kehidupan kita. Aku terkadang lebih suka merenung dan mendengar cerita dari orang dan menyimpulkan benang merah dari cerita-cerita tersebut. Tentu saja kesimpulan itu mengandung kadar kesalahan yang tidak kecil. Termasuk salah satu alternative dari simpulan tentang pertanyaan diatas. Aku ingin sedikit berhipotesa tentang pertanyaan itu dengan sebuah cerita.

Begini, kemarin aku melihat seorang ibu, yang mula-mula mengudang anaknya dengan ceria, tanpa alasan yang pasti tiba-tiba mencubit bayi tersebut dengan gemas. Tentu saja bayi itu menangis diperlakukan demikian. Namun tentu saja kita setuju bahwa cubitan itu bukanlah sesuatu yang merepresentasikan kebencian, itu adalah cubitan kasih sayang. Ibu tersebut melakukan itu dengan kesadaran penuh bahwa cubitan itu tidak akan menyakiti anaknya.

Dia hanya gemas dan ingin mendengar tangis hangat anaknya. Mendengar suara bayi yang masih renyah dan mungkin sedikit menikmati ekspresi lucu bayi itu ketika menangis. Tapi sekali lagi, itu bukanlah perlambang ketidaksukaan ibu itu kepada bayinya. Malah sebaliknya!

Lantas, bagaimana bila Tuhan juga berperilaku sama kepada hambanya? Bagaimana semisal Tuhan, ketika melihat hambanya yang ‘menggemaskan’ ingin sesekali ‘mencubit’ hamba itu untuk menunjukkan betapa cintanya dia kepada hambaNya? Bagaimana apabila ternyata sesuatu yang kita anggap sebagai musibah itu adalah indikator cinta Tuhan?

Kita tentu ingat kisah semua Nabi dan Rosul itu bukan? Mereka, para manusia pilihan yang paling mencinta dan dicinta Tuhan, bukannya mendapatkan kemudahan dalam hidupnya tapi malah mendapatkan cobaan sepanjang waktu. Mereka dicerca, dihina dan bahkan mereka sering menghadapi ancaman pembunuhan.

Kita pasti ingat cerita Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang semenjak lahir sudah yatim. Tentang bagaimana beliau harus menyusu kepada orang lain, bagaimana beliau ditinggal mati ibunya, disusul kakeknya, lantas pamannya. Kita ingat juga bagaimana Siti Khadijah akhirnya dipanggil Tuhan, bagaimana beliau menghadapi tekanan yang luar biasa dari penduduk Makkah yang berkali-kali hampir membunuhnya. Bagaimana beliau terusir dari tanah kelahirannya sendiri, dan ketika kembali ke tanahnya dengan kemenangan, beliau tetap memilih menjadi hamba yang zuhud, tak pernah perutnya kenyang selama berhari-hari. Rumahnya sempit. Kegegeran yang melanda beliau bahkan ketika jenazahnya belum di kebumikan. Bagaimana keluarganya terkena fitnah, cucunya dibantai di Karbala, dan banyak lagi yang lain.

Tentu saja bila kita menggunakan standart mainstream, kita tidak akan menemukan kelogisan dalam cerita tersebut. Dimana seorang manusia yang diberikan privilege untuk menghadap dan berdiskusi langsung dengan Tuhan, yang menjadi sumber penciptaan semesta, mendapatkan kehidupan yang begitu sangsara.

Tapi bagaimana bila itu adalah tanda kasih sayang Tuhan kepada ummatnya? Bahwa cubitan-cubitan dan ujian Tuhan itulah indikator kecintaanNya pada kita semua?

Hanya Tuhan Yang Maha Tahu……..


Comments

  1. Kata Alm. Guruku, sbnarnya apa yg kita alami, baik susah, senang, sempit, atau lapang adalah cobaan dari Allah. Bagaimana kita sbg hamba-Nya menyikapi cobaan itu. Entah bersyukur, mendekatkan diri kepadanya, atau bisa jadi mengutuk keadaan. Hanya saja sering kali hamba-Nya yg bodoh ini tidak faham dan tidak peka, bahwa sebenarnya melalui cobaan itu Allah sedang 'gemas' sama kita. Dan saya pun adalah orang bodoh itu. Bahkan sangat bodoh. Astaghfirullah.. Semoga kita senatiasa diberikan keikhlasan dalam menjalani setiap fase kehidupan dan cubitan dari Tuhan.
    Anyway, tengkyu mas. Sangat tercerahkan..

    ReplyDelete
  2. Urip iku emang sawang sinawang, tapi seng disawang durung mesti seng asline.

    ReplyDelete
  3. Mantap betul . Speechless, oh iya moment

    ReplyDelete
  4. Tuhan selalu memanggil. Bisa dengan sukacita, bisa dengan tamparan keras. Semua hanya pengingat :) Thumbs up!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantab mbak...terima kasih sudsh meninggakkan jejak

      Delete
  5. Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah ujian :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nov... Urip sejatine mung mampir ngombe #ganyambung

      Delete

Post a Comment

Popular Posts