Berapa Usia Anda?
Apabila ditanya dengan pertanyaan seperti ini, mayoritas dari kita akan langsung menjawab usia yang didasarkan pada tanggal dan tahun kelahiran kita. Tentu saja hal ini tidak salah. Namun, dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini kita mempunyai alternatif jawaban yang lebih komprehensif.
Usia, secara sederhana, bisa
dibagi menjadi tiga, yaitu usia Kronologis, usia Biologis, dan
usia Psikologis. Jawaban awam ketika kita ditanya tentang usia adalah jawaban
yang mengacu pada usia Kronologis. Ini adalah usia yang tidak bisa
diotak-atik, tidak bisa diintervensi dan modifikasi. Apabila kita lahir 20
tahun yang lalu, ya, otomatis usia kita adalah 20 tahun. Tidak kurang, dan
tidak lebih! Tidak bisa ditawar. Usia kronologis juga secara konstan
meningkat seiring waktu.
![]() |
sumber: pixabay |
Namun di sisi lain, saat ini, kita juga mengetahui adanya usia Biologis dan usia Psikologis. Usia biologis ditentukan oleh kondisi jaringan tubuh. Kondisi jaringan tubuh ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetika, endogenik, dan faktor lingkungan. Usia biologis ini tidak berbanding lurus dengan usia kronologis. Beberapa orang bisa jadi mempunyai usia biologis yang lebih muda maupun lebih tua daripada usia kronologisnya. Hal ini tergantung pada kebiasaan mereka (faktor lingkungan).
Misalnya, seseorang yang rajin latihan beban (otot rangka), olahraga kardiovaskular
(otot jantung), dan mengkonsumsi makanan yang sehat, bisa jadi mempunyai usia biologis
yang lebih muda dari pada usia kronologisnya. Hal ini disebabkan
metabolisme tubuh yang maksimal dan juga nutrisi yang diserap tubuh mencukupi
untuk menggantikan sel yang rusak. Kondisi ini membuat sel dan jaringan dalam tubuh
bisa meregenerasi diri dengan baik, sehingga membuat usia biologis kita
lebih muda daripada usia kronologis.
Sebaliknya, bagi orang yang
punya gaya hidup kurang aktif (sedentary lifestyle), dan suka konsumsi makanan
yang tidak menyehatkan (junk food), usia biologis mereka tentu
saja lebih tua dari usia kronologisnya. Karena itulah saat ini muncul istilah “Pemuda Jompo”. Istilah ini menggambarkan pemuda dengan usia kronologis yang masih seumur jagung,
namun keluhan kesehatannya sudah segudang: mulai encok, boyoken, hingga
keluhan lain yang seharusnya tidak ada di usia mereka. Saya teringat teman saya yang berkelakar tentang kelompok pemuda jompo ini. Ia menggambarkan mereka, para pemuda jompo ini, dengan istilah jiwa diskotek, raga
apotek. hehehuuu
Oh iya, tentu saja semakin
muda usia biologis kita, semakin baik pula kondisi yang kita rasakan
sebagai individu. Performa dalam banyak hal ditopang oleh kebugaran tubuh yang
sebetulnya bisa kita kondisikan.
Yang terakhir adalah usia Psikologis. Usia ini berkaitan erat dengan cara seseorang dalam menangani stress. Apabila seseorang gampang tersulut emosi karena hal sepele, gampang dendam karena kesalahan orang, gampang meledak-ledak, atau tindakan lain yang menggambarkan betapa rapuhnya mereka secara psikologis, berarti usia psikologis mereka masih muda.
Tentu saja ada pengecualian di sini, beberapa orang dengan luka
batin atau trauma mendalam mungkin bisa tersulut emosi karena satu atau dua hal.
Itu adalah sesuatu yang wajar. Namun bila seseorang gampang kebakaran jenggot
pada hampir semua hal, tantrum untuk mendapatkan sesuatu, bisa dipastikan usia
psikologi mereka masih muda atau belum matang.
Uniknya, usia psikologis
ini juga tidak bergantung pada usia kronologis. Mirip dengan usia biologis,
usia psikologis bisa dikondisikan dan dilatih terus-menerus, misalnya
dengan diskusi dengan banyak orang, belajar, membaca buku, hingga kontemplasi/meditasi
untuk merenungkan banyak hal. Usaha-usaha tersebut bisa membuat usia psikologi
kita lebih matang dari usia kronologi kita.
Singkat kata, dari ketiga usia
di atas, kita bisa katakan bahwa usia kronologis adalah jatah dari Atas, yang tidak bisa dimodifikasi. Namun, di sisi lain, kita
diberikan kuasa untuk mengatur dan memodifikasi dua jenis usia lain yang lebih
esensial, yaitu usia biologis dan usia psikologis.
Yuk, perbaiki dua usia tersebut!
Comments
Post a Comment