Pokoknya coba saja!

Dulu sekali, saat aku masih aktif ikut latihan Pencak Silat, salah satu seniorku, sebut saja Mas Pelatih, berbicara disela-sela istirahat Sambung. Dia mengatakan bahwa saat Sambung (Latihan Sparing) ada tiga, paling tidak, pedoman yang harus dicamkan dan diaplikasikan agar bisa Sambung dengan lancar. Tiga hal tersebut adalah; Titi, Tatag, Tutuk. Titi berarti teliti dalam menganalisis dan membaca kondisi; siapa yang kita lawan, apa gerakan andalannya, bagaimana pola langkahnya, apa yang dia sering incar, apa kelemahannya dan lain-lain.

Sedangkan Tatag berarti berani, kendel, tidak gentar dengan lawan yang sedang kita hadapi. Tatag ini, menurutku, dimensi garapan utamanya adalah aspek psikologis. Itu jugalah kenapa Tatag diletakkan persis setelah Titi. Rasa tatag, berani, yakin atau apapun sinonimnya tersebut hanya dapat dicapai saat kita mampu memetakan apa yang sedang kita hadapi. Kita mempunyai bekal yang mumpuni untuk dapat melakukan manuver tertentu guna membekuk lawan kita. Kita tahu betul peta potensi dan kelemahan dari lawan yang kita hadapi sehingga secara matematis, kita seolah menutup katup-katup kegagalan yang berpotensi membuat kita tersungkur dalam arena.

Tahap terakhir, Tutuk, bermakna eksekusi atau selesai. Analisis sebrilian apapun, sikap mental sekuat apapun, apabila tidak dipuncaki dengan action, dengan eksekusi, hanya akan berakhir dengan sebuah wacana. Hanya mampet dalam forum diskusi yang kebanyakan berakhir prematur. Eksekusi ini juga pada akhirnya akan membawa kita ke tahap tutuk yang lain, yang bermakna selesai. Apapun hasilnya nanti, ketika dua hal yang pertama sudah terlewati, kita harus mau legowo dengan kondisi. Kita harus mau menerima dan berbesar hati dengan hasil akhir yang mungkin berbanding terbalik dengan kalkulasi matematis yang sudah kita lakukan sebelumnya.

Pelajaran Titi, Tatag, Tutuk tersebut sebenarnya bisa diaplikasikan dalam berbagai macam kondisi. Tidak hanya dalam urusan sambung dalam silat, namun dalam memecahkan berbagai masalah juga. Konsep modern yang sebenarnya sejalan dengan konsep 3T ini adalah konsep SWOT yang merupakan akronim dari Strength, Weakness, Opportunity, Threat. Kita sebagai subjek harus mampu memetakan banyak hal dalam hidup kita. Namun, yang lebih penting sebelum kita memetakan masalah yang ada di sekitar kita, seyogyanya kita juga harus mau dan rela melakukan analisis kepada diri kita sendiri. Kita mau mengukur kedalaman berfikir yang kita miliki, semangat belajar, tingkat kemalasan atau keberanian, kelebaran dada kita dalam menerima kenyataan dan kegagalan atau hal lain yang mungkin sangat signifikan terhadap keberhasilan kita dalam menggapai apa yang ingin kita capai.

Well, aku tidak akan memanjang dan lebarkan analogi yang pasti sudah kenyang kita dengar dari ibu atau sekolah kita masing-masing. Aku hanya ingin menekankan pentingnya eksekusi saja, karena memang aku sendiri disini, sangat tumpul di wilayah eksekusi.

Sering kali kita bisa secara tepat dan teliti membuat analisis tentang suatu keadaan tertentu, kita seolah tahu betul hal-hal yang akan terjadi di depan kita dengan mengotak-atik kemungkinan-kemungkin yang ada. Disatu sisi, kemampuan analisis tersebut sangat dibutuhkan untuk menjalankan apa saja yang kita ingin lakukan, namun di sisi yang lain, parahnya, dalam kasus yang tidak sedikit, kemampuan memetakan masalah tersebut justru membuat kita takut untuk mencoba dan bertindak. Kita terbayang-bayang sisi negatifnya. Kemungkinan keberhasilan yang ada tertutup dengan kekhawatiran yang mungkin besarnya tidak sebesar yang kita bayangkan. Kaki kita terantai dengan besi keraguan yang membuat kita enggan bergerak.

Memang terkadang sesuatu bisa terjadi dan berjalan sesuai dengan apa yang kita khawatirkan. Namun jangan lupa bahwa hidup merupakan rangkaian misteri yang, walupun kita sudah merangkum setiap prediksi, tetap saja pori-pori kemungkinan yang membawa kejutan tidak akan bisa kita tutup semua. Kita tidak tau bahwa mungkin titik yang sedang kita pijak ternyata membawa kita kepada rangkaian cerita yang mendebarkan, kita juga tidak tau bahwa pilihan yang kita pilih karena terpaksa, karena tidak ada pilihan lain yang bisa kita ambil, ternyata malah membawa kita kedalam cerita fantasi yang semua orang inginkan. Kita tidak pernah tahu dimana kanal-kanal nasib yang sangat misterius itu berujung. Kita hanya butuh untuk yakin dan berani. Berani maju dan mencoba.

Saat kita memutuskan maju, sebenarnya kita sedang berkanao bebas dalam arus misteri yang sangat luas kemungkinannya. Kita bisa saja bertemu buaya di tengah perjalanan, bertemu anak-anak yang manis, berjibaku dalam kubangan limbah, atau hal lain yang kita tidak pernah duga. Kita hanya wajib dan berani mencoba saja, karena ribuan probabilitas akan kita temukan setelah kita mau mencoba. Setelah satu langkah kita mulai mengayun menuju ketidakpastian ....

Hasil gambar untuk no harm to try
source : google image

P.S. Masih dalam rangka melunasi hutang tulisan, kali ini untuk hutang tulisan minggu ketiga, dengan tema solusi. Niat awal memang ingin menulis tentang solusi dari masalah yang kita biasa hadapi, serta tips-tips untuk mendapatkan solusi tersebut, tapi setelah selesai nulis dan ngebaca lagi hasil tulisannya, ternyata hasilnya melenceng.


Comments

Popular Posts