Orang besar
Aku cukup jarang merasa kecil di hadapan orang lain. Bukan, bukan karena sombong atau
apa. Tapi memang aku mempunyai standart tersendiri untuk menilai
“besar-tidaknya” orang. Bagiku, orang besar bukanlah orang yang mempunyai
prestasi melangit, atau posisi tinggi dalam hal tertentu, atau orang yang
berlimpah harta atau sesuatu semacam itu. Bagiku, orang besar yang bisa
membuatku merinding atau menciutkanku adalah justru mereka yang memilih menepi,
mengabdikan diri untuk orang kecil, dan menghabiskan diri mereka ke sesuatu
yang benar-benar dapat menenggelamkan nafsu eksistensi.
Mereka yang
menolak akses-akses untuk menduduki panggung, yang sebenarnya sangat mudah
untuk mereka dapatkan, adalah mereka yang aku anggap seorang yang besar. Aku selalu
tergetar melihat orang-orang seperti ini. Mereka mengabdikan hidup mereka untuk
menghidupi sesuatu yang bukan hanya dirinya, tapi juga sesuatu yang berada di
luar dirinya sendiri dengan jalur apa saja. Bisa lewat mendidik, mengobati, melebur
kedalam strata akar rumput, dan sebagainya. Mereka yang melakukan sesuatu
dengan tanpa mengharapkan sorotan. Mereka yang bekerja dengan hati, untuk
membesarkan hati orang lain yang tidak pernah dijamah oleh orang kebanyakan.
Tentu tidak elok
aku menyebutkan nama disini. Namun pasti sudah ada sketsa wajah orang-orang yang
cocok dengan gambaran ini di kepala kita masing-masing. Apakah ia penguasa terdahulu, ulama yang tawadhu, tukang nasi sebelah rumahmu dengan banyak anak, supir bis yang kamu temui dan dengarkan ceritanya tanpa sengaja, atau mungkin ibumu sendiri. semua sah-sah saja tentunya. Yang pasti bahwa
siapapun mereka, yang mempunyai jiwa semacam itu adalah mereka yang patut
dikagumi. Para manusia yang terbentuk dari kadar sepuhan kasih sayang yang
berlebih-lebih, yang rela menjadi jembatan
bagi orang seberang. Dan menjadi gambaran welas asihnya Tuhan.
![]() |
Jadi, apakah kamu
orang besar itu?
Comments
Post a Comment