Annyeong Hasyeo, Songsaenim!

Semua tertawa karena kekonyolan yang baru saja aku buat tanpa sengaja. Anjjirrr bener-bener memalukan dan pasti bakal jadi bahan bullyan selama paling tidak satu minggu buat anak-anak kontrakan, karena memang aku berada sekelas dengan beberapa anak kontrakan! shit..
***
Emmm,.. aku lupa tepatnya kapan menggambil kelas Korea tersebut, namun aku masih sangat ingat kejadian yang membuatku terkenal, at least dimata Songsaenim, dosen mata kuliah Bahasa Korea itu.

Well, sebenaranya ada paling tidak dua alasan mengapa aku mengambil mata kuliah Bahasa Korea tersebut. Alasan yang pertama adalah karena saat itu mengambil bahasa asing selain bahasa inggris adalah kewajiban, dan bahasa pilihanku saat itu, Bahasa Zimbabwe, telah penuh. Alasan kedua sih sebenarnya obsesi terpendam. Gini, desas-desus yang tersebar di lingkar mahasiswa Jones FIB saat itu mengatakan bahwa dosen Bahasa Korea ini adalah Dosen Native, di import langsung dari negeri gingseng itu. Jadi kemarin harapannya dosennya masih kinyis-kinyis, muda, manis, cantik, at least seperti Yoona SNSD itu he he.

Tapi harapan tinggallah harapan! kenyataanya dosen bahasa korea ini masuk kategori “emmmmm ya gitu deh”.

Saat itu masih pelajaran menulis dasar. Kami diberikan kertas yang berisi huruf dasar Korea, Hangeul, dan kami diminta untuk menulis beberapa kata di buku kami masing-masing. Sebagai murid yang rajin dan berdedikasi tinggi #preettt, tentu saja aku menulis sesuai apa yang diinstruksikan oleh dosen nativeku ini dengan sepenuh hati. Dan, sebagai dosen yang sangat berdedikasi tinggi (yang ini gak pake prettt), Songsaenim itu juga terus memantau murid-muridnya yang sedang asyik menulis aksara baru tersebut.

Sampai pada akhirnya, ketika dia berada di sebelahku, wanita berkulit putih bersih tersebut berhenti sesaat. Dia menatap dengan seksama tulisan Koreaku. Aku yang diperhatikan sedemikain rupa tentunya langsung tancap gas, cari muka dan menulis dengan lebih menggila dan membara. Akhirnya wanita yang berumur sekitar 60 tahun itu meluncurkan komentarnya kepada tulisanku. 

“Luqman, tulisan kamu bagus!”. 

Sontak saja, dengan rasa percaya diri tinggi, hidung yang kembang kempis karena bangga, dan niat ingin membuat impresi ke dosen yang doyan masakan Indonesia ini, aku dengan lantang menjawab, 

“Annyeong Haseyo!” dengan sedikit menundukkan badan.

“BUAHAHAHAHAHWAWAAAKKWKWKWCKCKCKAAAKANANAMMAMAMYAUYAUAKWKWKEPETTTTT....” 

seketika tawa dosen yang di ikuti tawa seluruh kelas meledak di tengah-tengah aktifitas menulis itu. aku yang belum sadar dengan apa yang terjadi, berusaha mencerna apa yang membuat mereka semua tertawa kencang.

Tidak ada yang aneh menurutku, lebih tepatnya tidak ada yang lucu dan patut di ketawakan. Sampai akhirnya Songsaenim itu berhenti tertawa dan menjelaskan kekonyolan yang baru saja terjadi. Sambil menyeka air mata dan ingusnya, dia berujar bahwa aku baru saja salah ucap.

Responku untuk pujian tadi, “Annyeong Haseyo” berati “selamat pagi”, atau “Hallo”. Padahal niatku sebenarnya ingin mengucapkan terimakasih, atau “Kamsahamnida”. 

Memang mulut dan otak seringkali tidak singkron. Mendengar cerita tadi aku hanya mesem-mesem kecut dan mencoba menutupi kemaluanku..... eh rasa maluku, atas ke-sok-an yang berujung pada kekonyolan itu.

Tapi at least,  hal itu yang membuatku menjadi terkenal di mata Songsaenim, dan kawan-kawan lain. yah walaupun untuk kalangan yang kedua tersebut terkenal karena jadi bahan bullyan aja sih.

kelas memasak masakan Kowreyyahh




Comments

  1. Hahahaha rasanya pengen ketawa sampek guling2 bacanya....

    ReplyDelete
  2. Hahahaha rasanya pengen ketawa sampek guling2 bacanya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hemm.. gapapa guling-guling, asal ngga sampe pipis di celana

      Delete
  3. Wah jadi blogger jg ni yah chief 😊

    ReplyDelete
  4. Ah..annyeong haseyo sunbaenim....
    Gwenchannaseyo?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamsahamnida, sudah mampir mbak 😂😅

      Delete
    2. Kamsahamnida, sudah mampir mbak 😂😅

      Delete

Post a Comment

Popular Posts