Manunggal


Bagaimana dengan cipratan-cipratan yang berasal dari Ketunggalan Yang Pasti? Bagaimana dengan Ke-esa-an yang merupakan sumber dari segala? Bagaimana pula dengan sangat bijaknya Dia mengatakan bahwa alam semesta adalah firmanNya. Bahwa dengan menghayati alam, manusia, dan semesta sebenarnya kita telah meneguk firman-firmanNya.

Siapakah kita? Bagaimana Tuhan bisa berkata, “Aku sangat dekat”? padahal kita tidak pernah tahu Dia dimana sebenarnya? Bagaimana dengan perkataan, “kenali dirimu maka kau kenali Tuhanmu”. Bagaiamana kita bisa mengenal diri kita? bagaimana kita mengenal Tuhan yang transenden kedalam jasad-jasad sementara seperti manusia ini, apabila bukan karena fakta imanensi kita? siapakah kita sebenarnya? Berapakah umur kita? bukan umur materil, umur kita sebenarnya sebelum terjebak dalam raga fana ini?

Samudera adalah samudera. Ketika kita mengambil segelas air samudera dan meletakkannya dalam sebuah wadah, bukankah air itu secara esensi masih bagian dari samudera? iya, dia masih bagian samudra, namun belum bisa dibilang samudera karena memang dia telah di wadahkan kedalam medium lain yang berbeda. Namun pasti potensi samudera masih ada dalam air samudera yang di letakkan dalam medium tersebut. Dia masih mengandung garam, kandungan kimiawinya bebeda dari air biasa yang lain. Dia pun bisa membuat besi mudah keropos. Dia bisa menjadi rumah bagi jenis ikan atau makhluk lainnya.

Memang ada beberapa potensi yang pasti di matikan karena dia berada dalam wadah tersebut. Akan tetapi satu yang pasti beberapa potensi dan daya samudra masih ada di dalamnya walaupun dengan frekwensi dan skala yang jauh lebih kecil.

Yang Esa adalah samudera yang maha luas. Yang dengan kemurahannya mau mencipratkan sebagian diriNya dan mewadahinnya kedalam bentuk yang beraneka ragam. Manusia, binatang, air, api, bumi, planet, tata surya dan semuanya. Semua belum bisa disebut samudera, namun ketika wadah air tersebut sudah mati dan hancur. Air itu akan kembali kepada sang tunggal. Kepada samudera itu sendri. Manunggal, nyawiji, dan abadi. 

Comments

  1. Aku adalah cipratan Allah. Allah adalah aku,, bagaimana mungkin aku bukan Allah jika Allah lah yang Maha ada. Berarti aku bukan aku, karena aku ada, maka aku Allah. Serem lah

    ReplyDelete
  2. Aku adalah cipratan Allah. Allah adalah aku,, bagaimana mungkin aku bukan Allah jika Allah lah yang Maha ada. Berarti aku bukan aku, karena aku ada, maka aku Allah. Serem lah

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts