Nenek ku Pahlawanku
Aku, seperti halnya jutaan orang lain di muka bumi ini, punya mimpi yang
beragam. Mimpi yang selalu menghiasi tidurku dan terbayang hingga terkadang masuk
ke alam mimpi. Mimpi yang menjadikan ku hidup untuk mengejarnya. Mimpi bak
bahan bakar ampuh yang menggerakkan mesin kehidupan.
Salah satu mimpi dari ratusan mimpi yang menjejali batok kepalaku saat
ini adalah keinginan menulis. Iya menulis. Aku ingin suatu saat dapat menulis
orang-orang luar biasa yang aku temui selama ini, selama perjalanan hidupku. Aku ingin mengabadikannya
dalam tulisan. Aku yakin bahwa menulis tentang seseorang adalah sebuah wujud
penghargaan yang tak akan terkikis oleh waktu. Aku juga yakin bahwa menulis
tentang seseorang akan membuat kita lebih mawas diri dan juga menjadikan kita
lebih bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikanNya.
Dan saat ini, setelah mengais-ais memori yang sempat tertimbun lama oleh
rutinitas yang agak menjemukkan, aku mulai teringat tentang nenek. Seorang wanita
bersahaja yang aku temui saat aku berada di Bogor.
***
Aku berpamitan dengan nenek kosku yang sudah kuanggap seperti ibuku
sendiri. Beliau adalah seorang mantan pekerja Deplu bernama sama dengan ibuku,
yang sudah pernah di tugaskan di berbagai negara. Aku, Sofa dan Bustan, teman
kerjaku di bogor, sudah menganggap beliau layaknya orang tua kandung kami. Kami
sering becerita banyak hal pada nenek, dari masalah kerja, hingga masalah
asmara. Sebagai orang yang lebih bijak, tentu saja beliau memberikan nasehat
yang menentramkan hati. Kami yang masih Ababil kala itu sering kali berbuat
konyol yang aku yakin, bila aku ada di posisi nenek, aku pasti jengkel! Namun
entah bagaimana, tak ada guratan atau ucapan sekalipun yang menggambarkan amarah
atau kejengkelan terlontar dari bibir nenek.
bersama nenek di angkot
Saat berpamitan itu pula, aku merasakan kedekatan dengan nenek. Nenek
membawakanku makanan untuk bekal perjalanan. Sebelum benar-benar pergi, aku
sedikit menyempatkan waktu untuk bercerita tentang impianku. Disitu, satu hal
yang tak kusangka terjadi. Butiran bening menetes dari sela mata nenek yang
amat bersahaja ini. Beliau menangis, entah tangisan yang menyiratkan apa. Namun
apapun makna tangisan itu, butiran bening air tersebut berhasil menyentuh
hatiku juga.
***
Aku jadi teringat beberapa memori konyol dengan nenek. Dulu ketika
pertama kali aku tiba di Bogor, aku dan kawanku Sofa, masih merasa canggung dengan
nenek. Kami jarang sekali bertegur sapa dengan wanita berusia sekitar 60 an
tahun tersebut. Namun siapa yang sangka, bahwa kentutlah yang melunturkan kekakuan
kami. Saat itu ketika sedang melepas penat setelah bekerja, kami (Aku, Sofa dan
Nenek) berkumpul di ruang TV. Kami bercakap santai mengenai program yang
sedang kami tonton. Namun ditengah diskusi yang cair itu, terdengar suara hembusan
angin yang terdengar kesulitan untuk keluar. Layaknya deritan pintu tua kematian yang
dipaksa terbuka. Memekakan telinga dan menyayat hati! parahnya desiran angin tersebut juga membawa aroma yang aduhay.
Aku Nenek dan Bustan
Sontak saja semua mata tertuju pada sumber bunyi tadi: Aku. Iya akulah
yang kentut di tengah obrolan santai tersebut. Rencanaku yang ingin mengeluarkan
angin tanpa suara gagal total. Aku yang merasa bersalah langsung bersujud di depan mereka berdua sambil mengemis maaf atas kentut yang tak senonoh tersebut. Namun disitulah
awal semuanya. Kami semua menjadi lebih
akrab satu sama lain. Tidak ada jaim-jaiman. Bahkan nenekpun sering kentut
saat sedang nonton TV.
Kejadin lain yang tak kalah serunya, yang membuatku memanggil nenek
seorang pahlawan adalah keberaniannya menumpas kecoak nakal. Heheh kami (Aku
dan Sofa) memang jijik dengan kecoa. Bila melihat kecoak, kami akan langsung
lari potang-panting mengunci pintu dan berdoa di dalam kamar agar kecoaknya kena azab. Ya kami
benar-benar jijik dengan binatang satu ini.
Saat itu, saat pulang kerja (pukul 9 malam) aku dan shofa di hadang
kawanan kecoa terbang yang memenuhi pintu masuk rumah nenek. Kami yang jijik
dengan kecoak langsung saja teriak-teriak dan lompat-lompat histeris. Yah persis
bencong-bencong yang kena razia satpol PP lah ehehe. Satu-satunya cara agar
kami bisa masuk rumah untuk dapat istirahat saat itu adalah dengan meminta bantuan nenek. Kami
berteriak-teriak memanggil nenek dari luar rumah. Seketika itu pula nenek
keluar dengan wajah cemas. Namun setelah mendengar cerita kami, beliau langsung
terkekeh. Segera di ambil sapu rumah untuk membasmi kecoak-kecoak nakal
tersebut. Tak sampai hitungan menit. Kecoak-kecoak itupun tergeletak naas terkena
gamparan sapu nenek.
bersama Sofa baru sampai Bogor
Alhamdulillah, dengan mata berkaca-kaca, aku mengucapkan terimakasih
kepada nenek. Ingin saat itu aku mengalungkan medali emas sebagai nenek paling
berani yang pernah aku kenal. Karena neneklah saat itu kami bisa masuk
rumah dengan aman dan selamat, terhindar dari serangan monster kecoak terbang!
***
Menulis ini
membuatku berfikir betapa cepat waktu berlalu, betapa banyak kenangan manis
yang tercecer, dan betapa indahnya hidup ini. tulisan ini juga mengingatkanku
betapa lama aku tidak bersua kabar dengan Nenek. Seorang pahlawan dari bogor
yang telah menjadi Ibu ku saat berjuang di kota orang dulu. Terima kasih nek.
Saya kira pahlawan dalam hal apa, ternyata... *ngakak*
ReplyDeletehehe pahlawan definisinya banyak yan.. dan dengan membunuh kecoak itu, nenek udah jadi pahlawan bagiku ckckck..
Deletepuhahahah ngakak jam 3 pagi nih gegara baca ini mas luq XD ow jadi mas luq takut kecoa uummm. oya ngakak yg bagian nutup pintu trus kecoanya didoain smoga kena azab, sama yg teriak2 gajelas kaya banciii
ReplyDeletehehe bukan takut bel.. jijik aja.. apalagi kalo terbang hahah
DeleteYa begitulah waktu dlm kehidupan luk, tak terasa berlalu dengan cepat dan banyak meninggalkan kenangan, bahkan hutang yang tidak akan pernah terbayarkan kpd org lain."baru tau luqman takut ma kecoa":-)
ReplyDeleteiya mbak,.. kapan ya terakhir kita ngobrol? dimna kita ngobrol terakhir? kapan saling cerita? semua bagaikan kaca buram bedebu yang sulit tertembus pandangan mata bisa ya..heheh kangen semua yang ada di bogor :)
DeleteLEMPAR KECOAK NIH. LEMPAR NIH.
ReplyDelete*semangat*
lari-lari.... :v
DeleteWakakakaa
ReplyDeleteojo diguyu :D isin aku :v
ReplyDelete