What's next?


“Apa selanjutnya?” Pertanyaan itu terngiang terus di kepalaku. Ya “apa atau bagaimana selanjutnya”. Aku sering dan senang berbicara dengan orang-orang yang hampir mencapai titik batasnya. Aku bertanya pada kakak tingkat yang hampir lulus, aku bertanya pada anak SMA yang tinggal menunggu hasil UN, aku bertanya pada orang yang baru saja jadi sarjana, pada diriku sendiri, dan pada manusia-manusia yang lain, “apa selanjutnya?”.

Beberapa di antara mereka mampu menjawab dengan pasti apa yang akan mereka lakukan selanjutnya, sedang sebagian lain hanya tersenyum dan menggeleng tak mengerti. Ya memang begitulah hidup, tak ada yang tahu apa dan bagaimana kehidupan akan membawa kita.





Aku teringat beberapa tahun lalu kala ephoria kelulusan SMA aku rasakan. Aku benar-benar bahagia saat itu, akhirnya semua SELESAI. Perjuangan sekolah selesai sudah, lega. Namun waktu memang ampuh membolak-balikkan hati. Hanya berselang satu minggu, aku terserang kerinduan aneh terhadap bangunan tua itu, aku rindu dengan guru-guru disana, aku rindu dengan aroma seragam abu-abu putih dan candaan renyah dari kawan-kawan disana. 

Ya begitulah, bagaimana selanjutunya? Kapan ini berakhir? Apa itu akhir?

Guruku suatu saat pernah berkata bahwa every ending is a new begining. Setiap akhir adalah awal yang baru. Masih ingat bagaimana orde baru berakhir? Itu adalah awal era reformasi, masih ingat bagaimana pemilu berakhir? Itu adalah awal kepemimpinan penguasa baru. Kapan kita bisa menemui akhir? Saat mati? Tidak. Bahkan mati pun awal kehidupan kekal selanjutnya!


Memang inilah manuisa, inilah kehidupan. Kita diberi anugerah untuk tidak mengetahui masa depan semata-mata agar kita berusaha melakukan yang terbaik saja. Kurasa, Tuhan sengaja berbuat demikian agar kita bergerak, dan mampu menyelami arti kehidupan. Kita dituntun untuk sesekali melihat kebelakang untuk bertindak kedepan. Itulah anugrah ketidaktahuan itu. Masa depan memang sebuah gambar abstrak yang sulit dipahami. Namun bukankah karya abstrak itu indah dan bernilai tinggi? :)

whatever happens next, just believe that it would be AWESOME

Comments

  1. 'penguasa baru', berarti mas mengakui bahwa kursi jabatan pemerintahan adalah kursi kekuasaan. padahal seharusnya para pejabat itu adalah pelayan masyarakat!
    *berapi-api*
    *fokusnya beda lagi*

    aku sih lebih suka mengetahui akhir dari sebuah cerita. makanya kalau baca novel, aku ngebaca ending-nya duluan, baru membaca beginning-nya. sayangnya ini gak berlaku dalam kehidupan :v

    ReplyDelete
  2. iya yun .. emang kebanyakan kayaknya gitu sekarang ya hehe.. yah tapi pasti ada kok orang-orang baik yang bakal muncul nantinya (mungkin kamu salah satunya) hehe
    waduh kalok ngerti endingnya gimna kita bisa nikmatin alur ceritanya haha

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts