Tidak Sempat
Pernah
gak sih kalian merasa tidak sempat melakukan sesuatu? Tidak sempat membaca,
tidak sempat olah raga, tidak sempat masak, tidak sempat menulis, atau bahkan
tidak sempat bahagia? Kita merasa waktu benar-benar cepat. Belum selesai mengerjakan
ini, tapi jarum jam telah menunjukkan bahwa kita harus sudah mengerjakan itu.
Belum selesai makan, namun agenda sudah menunjukkan bahwa kita kita harus
menghadiri rapat, belum tuntas kita menulis, tapi pekerjaan lain sudah
memanggil-manggil kita. Kita merasa bahwa waktu benar-benar sempit. Matahari
seakan tidak mau berjalan santai, dan jarum jam seperti sedang berlari sprint. Waktu
seakan-akan sangat mencekik, sedangkan agenda membengkak dan siap meledak.
Padahal
ditengah ketidak sempatan tersebut kita mungkin masih bisa bolak-balik membaca WhatsApp,
mengecek instagram berkali-kali, atau bahkan masih bisa nonton youtube satu
hingga dua jam nonstop! Kita tidak bisa menyelesaikan tanggung jawab saat
sebenarnya kita mempunyai waktu luang yang melimpah. Nyesek kan?
Di
belahan bumi manapun, hanya ada 24 jam dalam satu hari, 60 menit dalam satu
jam, dan 60 detik dalam satu menit. Itu berlaku dalam profesi apapun. Baik presiden
hingga tukang cukur, bos besar perusahaan hingga ibu-ibu rumah tangga. Semua mempunyai
jatah waktu yang sama persis.
Nah
masalahnya adalah bahwa ada orang-orang yang begitu produktif dalam jatah waktu
yang mereka punya. Mereka bisa mengerjakan banyak hal, bepergian kesana-kemari
dalam kurun waktu tertentu, bisa bertemu banyak orang sambil tetap melindungi
jatah waktunya dengan keluarga. Ada juga sebaliknya. Dengan jatah waktu yang
sama, seseorang merasa sangat terhimpit banyak hal, merasa tidak sempat ini
itu, tergesa-gesa dan akhirnya banyak hal yang keteteran dan terbengkalai.
Aku
yakin pasti siapa saja bisa menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang salah dengan
management waktu dari kasus diatas. Entah itu penjadwalan kita yang terlalu
padat dan terkesan memaksakan, atau pikiran kita sendiri yang terlampau sibuk,
sehingga kita tidak bisa fokus dalam menyelesaikan sesuatu. Padahal pikiran
hanya bisa focus pada satu titik pada saat tertentu.
Nah
bila kalian kebetulan mengalami hal semacam ini, jangan terlalu khawatir. Kalian tidak sendiri. Banyak orang lain yang pasti mengalami hal semacam ini,
termasuk aku sendiri hehe. Aku tidak akan memaparkan tips jitu untuk mengatasi
hal diatas karena aku sendiri masih sangat berjuang untuk mengatasi hal ini.
Namun mari kita sama-sama merenung, bahwa mungkin ada yang salah dari skala
priorotas kita. Mungkin ada terlalu banyak hal kecil yang mendapatkan terlalu
banyak porsi perhatian, atau mungkin terlampau banyak energy yang terbuang
karena pikiran saja dan bukan tindakan. Kalian pribadi yang lebih mengerti.
google image |
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHehe... Komen yang sangat nylekit btw... But thanks, sudah di ingatkan :D
Delete