Ramadan yang mengiba
![]() |
pixabay |
Tidak
seperti tahun sebelumnya, Ramadan kali ini datang dengan tuntutan yang berbeda.
Biasanya, kehadiran Sang Tamu Agung ini dirayakan dengan mekanisme pasar, saat pemilik
modal bermain dan memanipulasi Ramadan menjadi bulan pelampiasan alih-alih bulan
menahan. Entah itu lewat iklan-iklan yang seolah islami, tapi tujuannya tetap
transaksi, atau lewat ilusi-ilusi potongan harga yang pada akhirnya merangsang
tingkat konsumsi semakin meninggi. Ramadan tahun ini seakan menolak dijadikan
kambing hitam, atas merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok yang biasa menjadi
narasi inti di stasiun tivi. Lihat saja, harga cabai, telur, daging, beras, yang
selalu melambung menjelang datang bulan suci. Atau, barang-barang tertentu yang
bak hilang ditelan Bumi. Sulit dicari. Semua menjadi sebuah episode yang
berulang setiap bulan penuh berkah ini bertandang. Ramadan kali ini juga seolah
lelah, dijadikan jalan korupsi proyek abadi perbaikan jalan-jalan di pelosok
negeri. Rasa-rasanya, Ramadan kali ini datang dengan wajah yang berbeda. Wajah sederhana yang
seakan mengiba pada manusia untuk menghayati kehadirannya dengan jalan yang lebih
sederhana namun bermakna.
Rumah,
1
Ramadan 1441 Hijriyah
24 April 2020
#RamadanMenulis
Comments
Post a Comment